Patung utawi tugu Singa Ambara Raja wantah pinaka lambang Kota Singaraja sane magenah ring ajeng Kantor Bupati Buleleng. Patung puniki kawangun daweg warsa 1969 saha karesmiang tanggal 5 September 1971. Patung puniki ngambil rupa sato mitologi singa makampid.
Apakah Anda mencari gambar Logo Singa png atau vektor? Pilih dari 450+ Logo Singa sumber daya grafis dan unduh dalam bentuk PNG, EPS, AI atau PSD.
Unduh file PNG atau vektor transparan Gambar Vektor Desain Logo Singa Raja, Logo, Raja, Simbol ini secara gratis. Pngtree memiliki jutaan png, vektor, dan sumber daya grafis psd gratis untuk desainer.| 4777460
LogoFAD Buleleng. a. Bentuk dasar lingkaran : persatuan, solidaritas, dan persaudaraan antar anak-anak. b. Warna Kuning: kebanggaan anak-anak yang mampu berdedikasi, memenuhi kewajiban, serta mengerti dan memperjuangkan hak haknya. c. Warna merah bergradasi hitam: Keberanian yang dipadukan dengan keseriusan anak-anak untuk memenuhi kewajiban
Singa Ambara Raja (Singa Bersayap) adalah lambang Kabupaten Buleleng. Patung Singa Ambara Raja didirikan di tengah pertigaan depan kantor Pemerintah Daerah Buleleng. Patung tersebut dibangun di atas fondasi berbentuk segi lima yang melambangkan lima prinsip falsafah negara Indonesia yang disebut Pancasila, yaitu.
U7W9v. MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULELENG Gambar Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Gambar Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Bentuk Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Lambang Daerah Kabupaten Buleleng berbentuk segilima. Deskripsi atau Posisi Unsur Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Lambang Daerah Kabupaten Buleleng berbentuk segilima dan didalamnya berisi gambar Singa Bersayap Singa Ambara, menghadap kekanan dengan memegang jagung gembal/gambah, dan dibawahnya membentang pita berbentuk segi empat panjang yang bertuliskan “SINGA AMBARA RAJA”. Ketentuan Warna Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng 1 Dasar Lambang berwarna biru 2 Gambar Singa Bersayap Singa Ambara berwarna merah hidup 3 Jagung gembal/gambah, berwarna kuning 4 Pita berwarna putih 5 Tulisan “SINGA AMBARA RAJA” berwarna Arti Atau Makna Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng Dalam Arti Nasional a. Berbentuk segi lima, melambangkan dasar falsafah Negara Republik Indonesia yaitu PANCASILA. b. SINGA AMBARA, bersajap 17 helai melambangkan hari Proklamasi. c. Jagung gembal/gambah dengan daun 8 helai dan bulir berjumlah 45 melambangkan Agustus empat puluh lima. d. a s/ jika dirangkaikan melambangkan jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 berdasarkan Arti Daerah a. SINGA AMBARA RAJA melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan Rakyat Buleleng. b. Jagung gembal/gambah simbul yang khas bagi penduduk Arti Atau Makna Warna Logo-Lambang Daerah Kabupaten Buleleng 1 Warna kuning mengandung arti kemuliaan. 2 Warna putih mengandung arti kesucian. 3 Warna merah mengandung arti keberanian dan keperwiraan. 4 Warna biru mengandung arti persaudaraan/gotong royong, dan toleransi. 5 Warna hitam mengandung arti asah asih asuh dan langgeng. Arti Atau Makna Tugu/Patung Singa Ambara Raja Yang Berdiri Di Tengah Kota Singaraja Tugu/Patung Singa Ambara Raja Tugu/Patung Singa Ambara Raja 1 Yupa Padmasana yang berbentuk segi lima melambangkan falsafah negara RI yaitu Pancasila. 2 Arca Singa-Raja yang bersayap sebagai lambang nama kota Daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat 3 Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu melambangkan nama Daerah Kabupaten yaitu Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja. 4 Moto “Singa Ambara Raja” melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng. 5 Sembilan helai Kelopak Bunga Teratai melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Daerah Kabupaten Buleleng. 6 Tiga Ekor Gajah Mina melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian rakyat Buleleng. 7 Tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan melambangkan kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng. 8 Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil tiga puluh helai yaitu sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7 helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat banyaknya 10 helai. Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota Singaraja. 9 Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap melambangkan bulan yang ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota singaraja. 10 Rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang-panjang jumlah seribu enam ratus empat helai melambangkan tahun lahirnya kota Singaraja. 11 Dari No. 8 sampai 10 jika dirangkaikan melambangkan tanggal 30 Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja. Sumber PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NO 11/DPRD-GR/A/PER/29 TANGGAL 25 APRIL 1968 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULELENG DAN DISAHKAN OLEH MENTERI DALAM NEGERI DENGAN SURAT KEPUTUSAN TANGGAL 19 NOPEMBER 1968 NOMER PEMDA 10/29/35-323. Download File PDF Website/Situs Resmi Kabupaten Buleleng Label Kabupaten, Bali, Nusa Tenggara MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG KOTA DENPASAR MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN TABANAN MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN KARANGASEM MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BULELENG MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BANGLI MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN GIANYAR MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG MAKNA-ARTI LOGO-LAMBANG DAERAH PROVINSI BALI
Tugu Singa Ambara Raja SAR yang kokoh berdiri di depan Kantor Bupati Buleleng pada persimpangan Jalan Ngurah Rai – Pahlawan – Veteran menjadi maskot dan lambang kebanggaan masyarakat Bali Utara. Namun tidak semua mengetahui keberadaan Tugu SAR tersebut. Sejatinya, keberadaan tugu Singa Ambara Raja telah dipersiapkan sejak tahun 1968, kala itu, Bupati Buleleng Hartawan Mataram, pada Jumat 16 Februari 1968 membentuk satu kepantiaan untuk meneliti dan mengali sejarah lahirnya Kota Singaraja dan Lambang Daerah Kabupaten Buleleng. Panitia peneliti dan mengali sejarah itu diketuai langsung Hartawan Mataram dengan Ketua Harian Made Gelgel serta sejumlah penulis diantaranya Sudjadi dan Ketut Ginarsa, sementara panitia lambang daerah Kabupaten Buleleng dipercaya Hartawan Mataram dengan Ketua Harian Gede Putu Rijasa, Wakil Ketua Nyoman Oka Api, Sekretaris Putu Kasta, sedangkan pelaksananya adalah Rokhim Seniman Subroto dibantu oleh Undagi Made Rudita bersama beberapa orang pelaksana lainnya. Dari sejumlah kajian dan merangkai sejarah perjalanan Kota Singaraja serta berbagai pandangan dan pendapat para ahli serta masyarakat di Kabupaten Buleleng termasuk menyesuaikan dengan tipologi buleleng yang cenderung keras, kreatiaf, inovatif, religious, cerdas dan berbudaya. Panitia akhirnya mampu merumuskan sejarah berdirinya Kota Singaraja dan menciptakan Lambang Daerah Kabupaten Buleleng. Dalam proses kelanjutan itu, Panitia yang dibentuk Bupati Buleleng Hartawan Mataram langsung merancang wujud sebuah monumen yang merupakan simbol bagi masyarakat Bali Utara dan sekaligus mampu menjadi ciri masyarakat Buleleng, monumen itu-pun kemudian dikonsep dengan memadukan lambang-lambang secara kedaerah dan nasional. Secara garis besar, Tugu SAR berbentuk Singa bersayap itu yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah Perda Kabupaten Buleleng, tanggal 25 April 1968 Nomor 11/DPRD-GR/PER/29 dan disahkan oleh Mendagri dengan Surat Keputusan tanggal 19 November 1968 No. Pemda 10/29/35-323, memiliki sejumlah kiasan-kiasan tersendiri, dimana bangunan tugu atau yupa padmasana berbentuk segi lima yang melambangkan dasar falsafah Negara Republik Indonesia, Pancasila. Arca Singa-Raja atau patung Singa Ambara yang bersayap merupakan sebagai lambang nama kota Daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat dengan tujuh belas helai sayap yang melambangkan tanggal atau hari Proklamasi yaitu tanggal 17. Pada tugu yang berdiri di wilayah Kelurahan Banjar Tegal Kecamatan Buleleng itu juga terlihat Buleleng atau jagung dengan daun delapan helai yang melambangkan bulan yang ke delapan yaitu Agustus. Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu juga diartikan sebagai nama Daerah Kabupaten Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja, sementara pada bulir-bulir Buleleng atau Jagung Gembal berjumlah empat puluh lima butir yang melambangkan tahun Proklamasi yaitu tahun 1945, sehingga jika dirangkaikan Tugu Singa Ambara Raja merupakan jiwa semangat perjuangan Bangsa Indonesia yang diproklamasikan Soekarno Hatta pada Jumat, 17 Agustus 1945 yang dilandasi dengan Pancasila. Pada sisi lain, Tugu Singa Ambara Raja juga memiliki beberapa kiasan melambangkan tanggal 30 Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja, diantaranya pada sembilan helai Kelopak Bunga Teratai yang melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Selain itu juga terlihat Tiga Ekor Gajah Mina yang melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian rakyat Buleleng termasuk tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan melambangkan kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng. Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil sebanyak tiga puluh helai, pada sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7 helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat banyaknya 10 helai, sehingga saat dijumlahkan 5,7,8,10 menjadi 30 yang Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota Singaraja. Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap pada Singa Ambara Raja melambangkan bulan yang ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota singaraja, sementara rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang berjumlah seribu enam ratus empat helai yang melambangkan tahun lahirnya kota Singaraja, sehingga seluruhnya dirangkaikan menjadi 30-03-1604. Pada rumusan peneliti itu juga merusmuskan satu motto atau semboyan Kabupaten Buleleng Singa Ambara Raja’ yang memiliki sebuah makna kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng dibawah kepemimpinan Anglurah Ki Barak Panji Sakti hingga mampu memiliki luas wilayah mencapai Banyuwangi. Rancangan yang disusun dalam satu kesatuan dalam sebuah konsep kemudian diwujudkan Rokhim Seniman Subroto dan Undagi Made Rudita diwujudkan menjadi sebuah monumen dengan kesepakatan memilih lokasi didepan Kantor Bupati Buleleng, pada persimpangan jalan yang sekarang dikenal dengan Jalan Ngurah Rai, Jalan Pahlawan dan Jalan Veteran Singaraja serta masuk dalam wilayah Kelurahan Banjar Tegal Kecamatan Buleleng. Rancang bangun Tugu Singa Ambara Raja yang diawali pada tahun 1968 akhirnya dapat dituntaskan pada tahun 1971 dan bertepatan dengan purnamaning sasih katiga, sehari setelah tumpek landep, pada Minggu, 5 September 1971, Tugu Singa Ambara Raja diplaspas dan Bupati Buleleng Hartawan Mataram kala itu meresmikan monumen kebanggaan masyarakat Bali Utara sebagai simbol pendiri Kota Singaraja, Anglurah Ki Barak Panji Sakti. 099/022
Jumat, 06 November 2015 LOGO SINGARAJA Kota Singaraja dilambangkan dengan Singa bersayap memegang jagung gembal yang disebut "buleleng". Singa ini juga disebut Singa Ambara Raja yaitu simbol kejayaan raja Buleleng. Berbentuk segi lima yang berazaskan Pancasila Diposting oleh Darma Karya di Tidak ada komentar Posting Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan Posting Komentar Atom
logo singa ambara raja